Cerpen Karangan Devi OliviaKategori Cerpen Islami Religi, Cerpen Keluarga, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 21 December 2016 Namaku Afrizal Prambudi. Aku biasa dipanggil dengan sebutan Rizal atau Ijal. Menurut kebanyakan orang aku adalah anak yang beruntung. Tapi kenyataannya tidak, aku adalah anak broken home yang selalu menjadi bahan pelampiasan amarah orangtuaku sehabis bertengkar. Dan inilah kisah hidupku. Saat ini aku masih bersekolah di SMA Negeri di bilangan Jakarta Selatan. Aku memiliki 2 orang adik perempuan yang masing-masing kelas 1 SMP dan Kelas 3 SD. Aku dan kedua adikku memiliki kebiasaan yang sama yaitu sebagai korban pelampiasan amarah kedua orangtuaku. Orangtuaku sering bertengkar seperti ini semenjak adik bungsuku memasuki jenjang kelas 1 SD. Ya memang meski disaat kami bertiga telah berbuat yang terbaik untuk orangtua kami, tapi masih saja selalu salah di mata mereka apabila amarahnya telah memuncak. Namun adik-adikku tidak mendapat perlakuan sekasar yang pernah aku dapatkan dari orangtuaku. Aku sebenarnya telah banyak mendapatkan perlakuan yang kasar dari orangtuaku baik fisik maupun mental seperti hinaan, cacian, makian, cambukan, tamparan, pemukulan sampai hal kasar lainnya aku sudah merasakannya. Kadang aku sudah mulai frustasi dengan hidupku sekarang ini. Pernah tebersit di otakku untuk mengakhiri hidupku dengan cara bunuh diri. Tapi saat aku ingin melakukan hal tersebut aku langsung terpikir dengan kondisi adik-adikku apabila aku telah tiada. saat itulah aku selalu mengurungkan niatku untuk bunuh diri. Namun setelah aku mengurungkan niatku untuk bunuh diri, aku mengalihkan diri ke hal yang negatif seperti ikut tawuran, mabuk-mabukan, merok*k dan sampai ikut ke dalam hal negatif lainnya. Tapi di otakku tak pernah ada sedikit niatan nakalku untuk mencoba nark*ba dan s*ks bebas. Ya memang kadang aku bingung dengan hidupku ini yang selalu dipenuhi kelabilan disana sini. Sampai akhirnya aku mendapatkan titik pencerahan dalam hidupku untuk keluar dari kelabilan ini. Pada saat itu aku sedang jalan sendirian di tengah gelapnya malam. Tiba-tiba ada segerombolan pemuda seusiaku yang berjalan menghampiriku. Setibanya mereka di hadapanku, aku baru mengetahui kalau mereka adalah anak-anak dari SMA Bakti Karya yang pernah aku dan Teman-teman angkatanku serang mendadak sekolahnya sepulang sekolah. Disaat itu Fakhri, ketua dari gerombolan tersebut menyuruh anggota genknya yang berjumlah 8 orang untuk menghajar aku yang seorang diri di tempat itu. Tanpa pikir panjang mereka langsung menyerangku dengan membabi buta sampai aku tak sadarkan diri dibuatnya. Disaat itu aku hanya merasa telah mati dan masuk ke dalam lorong yang sangat gelap. Di lorong tersebut, tiba-tiba aku melihat berbagai hal yang telah aku perbuat selama ini serta aku melihat berbagai peristiwa kekerasan yang selama ini telah orangtuaku perbuat kepada aku dan juga adik-adikku. Disaat itu muncul dipikiran dan juga perasaanku akan penyesalan pada diriku dan dendam terhadap perbuatan orangtuaku selama ini. Ingin rasanya aku bangkit dari mimpi buruk yang tengah menghantuiku ini. Namun aku merasa semua anggota tubuhku telah kaku dan sangat dingin seperti es. Sampai akhirnya aku berdoa kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya akan semua dosa yang aku perbuat di dalam hati dan aku mulai berjanji pada diriku sendiri untuk mengubah prilaku yang selama ini negatif ke hal yang positif. Setelah aku nyatakan hal itu di dalam hati, seketika badanku terasa ringan dan akhirnya aku bangkit dari mimpi buruk tersebut. Aku terbangun dalam keadaan keringat dingin dan raut muka yang sangat pucat. Namun hal yang aku bingungkan saat itu adalah tempat aku berada saat itu. Tempat yang dapat dideskripsikan dengan singkat yaitu sebuah rumah gubuk beratap dan berdinding bambu serta berlantai tanah dengan area yang begitu sempit dan tidak dapat dikategorikan sebagai tempat tinggal yang layak apalagi rumah impian. Dari sudut belakang rumah tersebut keluar seorang pria paruh baya yang sedang membawa teh hangat yang ditaruh di sebuah cangkir kecil. Beliau mulai mendekatiku secara perlahan. Dan beliau mulai duduk di sampingku sembari membuka percakapan ringan. “Diminum dulu nak teh hangatnya” Ujar bapak tersebut sembari tersenyum. “Iya makasih ya pak” Jawabku dilanjutkan dengan menyeruput teh hangat yang telah ia buat. “Tadi saya menemukanmu di gang samping musolah telah dalam keadaan pingsan dengan berlumuran darah” Lanjut perkataannya tersebut kepada aku yang masih terbaring lemas di pembaringan yang terbuat dari bambu miliknya. “Saya ingin berterima kasih kepada bapak sudah bersedia menolong saya tadi. Mungkin kalau gak ada bapak saya sudah mati.” Ucapku kepada pria paruh baya itu. “Iya sama-sama nak, oh iya apakah kamu sudah salat isya nak?” Jawab sang bapak yang diiringi pernyataan lagi darinya. Disaat itu aku mulai diam tak dapat berkutik di depannya. Aku diam karena aku bingung harus ngomong apa di depan bapak itu karena selama ini aku telah lalai dalam ajaran agamaku sendiri. Memang semenjak aku berbuat menyimpang, aku telah jarang salat berjamaah dengan adik-adikku. Malah sempat saat itu aku diajak adikku solat tapi aku membalas ajakan baik adikku dengan bentakan dan aku mengusir kedua adikku itu dari kamarku sanking bejatnya aku saat itu. “Kamu kenapa diam saja nak? ada masalahkah?” Tanya bapak itu seraya menyelidikiku. “Iya pak, saya sudah lama tidak salat sampai saya sudah lupa dengan gerakan serta bacaan di dalam salat tersebut” Jawabku dengan jujur kepadanya. “Apa kamu juga lupa nak dengan gerakan dan niat mengambil air wudu?” Tanya bapak itu lagi kepadaku. Kali ini aku hanya dapat menjawab pertanyaannya dengan anggukan kepalaku saja. “Sudah kamu tenang saja bapak akan membantu kamu kembali lagi kejalan yang benar” ucap beliau yang disambutku dengan senyum dan semangat. Baru kali ini aku miliki kembali senyum dan semangat yang dulu sempat hilang dalam hidupku. Senyum dan semangat yang dulu pernah menghiasi diriku sebelum orangtuaku bertengkar dahulu. Saat keluargaku masih bisa dibilang sebagai keluarga yang harmonis dan belum mengenal yang namanya perbedaan prinsip yang begitu signifikan. Dalam waktu sebulan aku belajar tentang agama kepada bapak imam yang telah menolongku di gang yang saat itu baru dikeroyok oleh anak-anak musuh sekolahku. Dari situ aku mulai menjadi anak yang baik kembali. Namun baru saja aku merasakan hal yang baik dalam diriku, aku kembali mendapatkan musibah yang cukup besar. Namun musibah ini tidak hanya aku saja yang merasakan tapi seluruh anggota keluargaku. Saat itu perusahaan ayah gulung tikar karena banyaknya hutang yang telah menumpuk di bank dan perusahaan ibu harus menelan pil pahit karena telah ditipu klainnya sendiri. Disaat masa terpuruknya kedua orangtuaku, disaat itu aku dan adik-adikku mulai memberanikan diri untuk mendekati kedua orangtua kami dan mengatakan kepada mereka untuk tak usah takut karena mereka masih punya kami yang akan berjuang untuk membahagiakan mereka dihari yang akan datang. Disaat itu kedua orangtua kami tak bisa berkata apa-apa di depan kami yang sedang tersenyum kepadanya. Dan tanpa kami perkirakan sebelumnya, kami dipeluk oleh mereka seraya orangtua kami mengatakan sesuatu secara bergantian. “Maafkan kami ya anak-anak yang telah menelantarkan dan sering melibatkan kalian dalam pertengkaran kami” ucap ayahku. “Kami janji kepada kalian akan memberi perhatian dan kasih sayang yang tulus dan penuh kepada kalian” ucap ibuku. Disaat itu aku dan adik-adikku hanya bisa menangis di pelukan mereka. Dan mulai saat itu kehidupan keluargaku kembali seperti dahulu yang harmonis. Dan orangtua kami pun mulai bekerja sama untuk membangun usaha kecil-kecilan untuk menggantikan perusahaan yang telah bangkrut. Ternyata tak selamanya broken home akan berakhir menyedihkan dan menyakitkan. Karena saya seorang Afrizal Prambudi telah membuktikan bahwa broken home dapat berakhir bahagia dan menyenangkan apabila kita mau bertekad dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk merubahnya. Cerpen Karangan Devi Olivia anak ke-2 dari 2 bersaudara Kelas XI IIS di SMA Negeri 112 Jakarta Barat Cerpen Broken Home Tak Selamanya Menyakitkan merupakan cerita pendek karangan Devi Olivia, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Dia Yang Ku Sayang Oleh Zahratul Ferliandini Waktu pertama kali aku kenal dia waktu aku baru menjejakan kaki di smp 5.. Waktu itu aku tak tau mengapa aku sebenci itu pada seorang lelaki yang bernama avan Rinduku Hanya Padamu Oleh Aritia Putri Malam yang dingin menyelimuti tubuhku, hangatnya pelukan dari dirimu yang mampu menenangkanku dan juga perasaanku. Dulu kau masih mampu bangun dan berdiri untuk menggenggam tanganku, kini semua tidak bisa Kesuksesan Sang Santri Oleh Wafiq Dwi Taga Waktu menunjukan pukul aku terbangun dan beraktifitas seperti biasa. Tetapi hari ini hari yang berbeda dengan hari biasanya karena aku harus mengikuti ujian di sebuah TPQ. Aku berangkat Aku Bukan Dia Oleh Ria Puspita Dewi Mentari bersinar cukup terik siang ini. Seperti biasanya, mereka pulang sekolah dengan berjalan kaki. Iya, mereka, 3 sahabat yang dari lahir selalu bersama, hanya terpisah ketika memasuki SD. Mereka Kecelakaan Menakutkan Oleh Safirotul Makhrushoh Namaku Shasa. Aku baru anak SMP kelas 1. Setiap hari aku harus bangun pagi karena jarak sekolah dengan rumahku lumayan jauh. Pagi-pagi mama sudah membangunkanku. “Sha, ayo bangun cepat, “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?†"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"Adajuga anak broken home, yang menghadapi ujian berat dari rumahnya sendiri. Well, apa pun duka dan traumanya, kita selalu disarankan untuk move on dan move up. Jangan sampai terlalu larut. Jangan biarkan masa depan mengabut. Nah, berikut ini serangkaian quotes, kutipan, atau kata-kata tentang broken home dalam Bahasa Inggris beserta artinya:
Cerpen Karangan Siti LaelaKategori Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih Lolos moderasi pada 24 June 2016 Namaku siti laela, umurku 15 tahun. Ini ceritaku.. awalnya biasa saja, bahkan tak ada permasalahan dalam keluargaku, tetapi saat aku kelas 4 SD semuanya berubah. Tak ada lagi kehangatan dalam keluarga. Dan bahkan sering sekali orangtuaku bertengkar. Saat itu aku tak mengerti apa dan karena apa. Tak lama setelah itu, konflik pun terjadi. Sepulang aku sekolah, rumahku sudah hancur, kaca dan genteng rumahku pecah, semuanya berantakan. Dan itu semua dirusak oleh ayahku. Setelah kejadian itu, barang barang di rumahku diambil oleh ayahku. Motor, tv, kulkas dam lain lain diambil oleh ayahku. aku sangat sedih. Dan saat itu juga mereka sah bercerai. Ayahku memaksa ingin kembali rujuk bersama ibuku, tapi ibuku tak mau.. sehingga saat itu ibuku kabur dari rumah untuk menghindari ayahku. Saat itu aku tak mengetahui keberadaan ibuku, aku sangat tak terurus semenjak ibuku pergi. Saat itu Aku tinggal bersama ayah dan kakakku. Suatu hari, aku diajak kakekku jalan jalan, aku tak tau ia akan mengajakku bertemu dengan ibuku. Dan bertemulah aku dengan ibuku di cimahi. Ternyata ibuku bekerja disana sebagai pengasuh. Tepatnya di komplek cisangkan permai. Aku sangat bahagia sekali bertemu denganya. Tapi tak lama aku pun harus kembali, dan pulang ke padalarang. Aku sangat sedih. Dan setibanya di rumah aku dimarahin sama ayahku, hanya karena aku bolos sekolah karena aku ingin bertemu dengan ibuku. Tak lama, aku pun jatuh sakit, tak ada yang mengurusku. Saat aku tertidur, betapa bahagianya aku ternyata ibuku menelponku untuk mengetahui keadaanku. Aku meminta agar ibuku segera pulang, karena aku sakit, dan tak ada yang mengurusku. Setelah aku sembuh, ayahku pergi ke rumah orangtuanya hanya karena semuanya telah selesai. Ibuku pulang kembali, tapi ayahku tak kembali. Semenjak itu, aku menjadi lebih bebas, dan lebih bahagia. Tapi sayangnya, kebahagiaan itu hanya bersifat sementara, dan ternyata tidak setelah ibu dan ayahku sudah menikah dengan orang lain, kehidupanku pun berubah kembali. apalagi setelah ayahku sudah mempunyai anak dari yang sekarang, dia sudah berbeda sekali. padahal dulu aku adalah anak perempuan yang paling dia sayang. Begitupun ibuku, setelah dia mempunyai suami baru, perhatiannya padaku pun hilang. dan aku sangat tidak suka pada ayah tiriku. apalagi sama ibu tiriku. ibu tiriku sering memarahi ayahku jika ayahku memberi uang padaku, ya saking sayangnya ayah padaku, ayah masih sering memberiku uang tanpa sepengetahuan ibu tiriku. Cerpen Karangan Siti Laela Facebook Sitii Laelaa Cerpen Broken Home merupakan cerita pendek karangan Siti Laela, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Butiran Debu Oleh Lamda Tak kusangka hari-hari seperti ini akan datang. Hari dimana menyendiri menjadi kegiatanku sehari-hari. Saat itu, kalau saja aku sedikit berusaha… mungkin tidak jadi separah ini. Tapi sudah terlambat untuk Cinta 18 Hari Part 1 Oleh Alfiyah Dhiya Atika Perkenalkan, namaku Muhammad Ilham Fauzi Effendi atau bisa kalian panggil Ilham. Usiaku 17 tahun, oh ya, harus kuralat, 18 tahun pada Agustus nanti. Aku duduk di kelas IPA 12-2 Rajutan Kasih Dari Ibu Oleh Yulia Indah Pagi ini aku berangkat dengan rasa sedikit kesal. Bukan marah, hanya rasa yang mengganjal di hatiku. “Hati-hati berangkatnya, Ndah” pesan ibuku yang kujawab dengan deheman. Aku tau yang kulakukan Hadiah dari Mama Oleh Fitri Khairunnisa Mendung yang mencekam. Banyak motor dan mobil melintas. Ada juga yang menaiki sepeda. Lantas, aku pun berpikir. Bukankah sekolah ini sekolah elit? Hanya dari kalangan orang berada yang dapat Ayah Untuk Apa Aku Dilahirkan? Oleh Chyka Nguya Mentaripun tak mampu menghapus kepedihanku walaupun aku terus mencoba untuk bangkit dan melupakan semua masalah yang aku alami. Seberapapun kerasnya aku mencoba tetap perih yang aku rasakan. Maaf.. Maaf.. “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
. 477 461 367 11 48 321 18 110